Senin, 19 Desember 2016

AKU

Nama saya  Azahra Apriana , saya anak pertama dari dua bersaudara. saya orang yang sangat sulit untuk mengtakan kepada orang lain tentang kehidupan pribadi saya, saya hanya terkadang hanya akan memberikan potongan-potongan kecil cerita tentang hidup saya. Karna saya lebih suka mendengarkan orang bercerita kepada saya, dari pada saya menceritakan tentang kehidupan saya. Karna saya tidak terlalu banyak memiliki pengalam manis dan memang sebenarnya saya lebih suka memendam apa yang saya rasakan dan hanya mampu menceritakannya kepada Allah dengan air mata. Pada waktu saya TK, saya hanya mengingat sedikit dari sekian banyak kenangan waktu TK. Saya ingat waktu itu saya anak yang nakal karna selalu melakukan apa yang saya mau, walaupun itu dilarang orang tua saya. Sejak dari kecil saya berteman dengan laki-laki. Mungkin karna keluarga saya lebih banyak anak laki-laki. Saat saya kecil, saya sangat merasakan kebahagian hingga saya menginjak sekolah dasar. Namun satu kesalahan terbesar saya, saya tidak terlalu ingat kapan pastinya bahwa saat saya tumbuh besar tanpa seseorang yang paling saya sayangi. Ayah, saya sudah kehilangan ayah saya sejak saya belum TK. Mungkin sekitar umur 3 tahun atau 4 tahunan. Saya hanya sadar bahwa saya sudah kehilangan satu orang berharga dalam hidup saya saat saya menginjak bangku SD saat kelas 5. Saya tidak tau apakah sebelum itu saya sudah tahu bahwa ayah saya sudah meninggal atau saya hanya menganggap ayah saya hanya pergi namun sampai saat ini belum pernah pulang kerumah. Karna sampai saat ini saya tidak pernah melihat sekalipun pemakaman ayah saya. Ayah saya meninggal saat melakukan perjalanan kedaerah jawa dengan kapal dan kata orang semua awak kapalnya meninggal. Mayat-mayat yang mereka temukan langsung mereka kubur ditempat yaitu didaerah  pantai  didekat laut jawa. Jadi apabila ada keluarga yang ingin mengenali suaminya, hanya lewat baju  yang digantung dengan sebuah ranting diatas kuburnya.  Sesaat mendengar hal itu, ibu saya langsung memutuskan untuk pergi ketempat itu. namun, keluarga melarang ibu untuk pergi, karna saat itu musim angin kencang dan semua kapal tidak ada yang berani berlayar. Dan juga keluarga mengkhawatirkan adik saya yang masih berumur 4 bulan. Salah satu keluarga saya ada yang berangkat kesana, namun percuma. Karna yang tahu semua baju yang ayah bawa hanya ibu saya. Jadi keluarga kami pun tidak menemukan kepastian apakah ayah saya meninggal atau masih hidup. Sejak saat itu saya tidak tau mana yang harus saya percaya. Apakah ayah saya sudah meninggal, kalopun benar sampais aat ini dia tidak pernah pulang kerumah. Atau ayah saya masih hidup tetapi dia belum bisa pulang karna suatu hal. Karna jujur sampai saat ini saya belum pernah merasakan sakit ditinggal orang yang sangat berharga dalam hidup saya. Oleh karna itu kadang say tidak percaya bahwa ayah saya sudah meninggal.
Saat saya masuk SD saya memiliki 2 orang teman yang sangat berbeda kehidupan dengan saya. Walaupun sejak kecil saya sudah tidak mendapat kasih sayang dari ayah  tetapi , saya mendapatkan banyak perhatian dari keluarga saya yang membuat saya terkadang manja. Berbeda dengan halnya kedua teman saya. Mereka harus bekerja setiap pulang sekolah untuk mendapatkan uang  untuk jajan disekolah. Sedangkan saya tidak perlu melakukan hal itu, karna sudah pasti saya setiap hari akan mendapatkan uang jajan dan itu cukup untuk saya jajan dan sisanya saya tabung. Jadi setiap teman-teman saya pergi bekerja. Maka saya pun akan ikut dengan mereka tanpa sepengetahuan ibu saya. Disitu saya diajak memungut plastik  bekas entah itu minuman atau tempat apapun yang sudah dibuang orang. Namun ibu saya melarang saya mengikuti mereka karna takutnya nanti saya dituduh orang melakukan hal yang macam-macam. Sejak saat itu teman-teman saya sudah mulai berubah dan tidak terlalu akrab lagi dengan saya. Saya berusaha unutuk mengerti mereka dan tetap berkumpul dengan mereka. Namun pertemanan kami tidak sama lagi. Mungkin karna mereka sudah berteman dengan anak-anak yang setiap harinya dengan mereka. Sejak saat itu saya lebih banyak menghabiskan waktu dirumah dan hanya bermain dengan keluarga laki-laki saya dan kadang berteman dengan anak-anak yang lain. Setelah itu tidak ada yang spesial saat saya SD.
Begitupun dengan saat saya SMP. Tidak ada yang terlalu spesial saat saya SMP. Saya seperti anak-anak yang lain. Sekolah, belajar dan bermain. Namun saat saya pulang kerumah saya labih banyak menghabiskan waktun dirumah dan tidak terlalu sering bermain diluar rumah.


Saat saya SMA, saya mendapatkan banyak teman. Namun hanya dua orang yang benar-banar saya anggap sahabat, setiap pulang sekolah kami selalu pulang bareng walaupun arah rumah kami berbeda. Setiap sore kami juga selalu berkumpul entah itu cuman duduk-duduk, main sepeda atau belajar bersama. Saya tau, saat kita memiliki satu geng dengan anggota 3 orang. Maka disitu akan terjadinya perbedaan berikap antara satu dengan yang lain. Akan ada duang orang yang lebih akrab satu sama yang lain dan satu orang lagi hanya jadi pelengkap mereka. Ya itu saya, saya hanya jadi seorang pelengkap untuk mereka. Saya tidak terlalu tau dengan kehidupan mereka. Yang saya tahu tentang persahabatan kami. Hanya sebatas itu. Saya tidak tau kenapa. Mungkin karna juga tidak terlalu menceritakan masalah keluarga saya. Namun saat saya naik kelas 2 SMA, saya berpisah dengan teman-teman saya dan mendapatkan teman baru. Sejak memasuki kelas 2 kami sudah mulai berteman hingga saat ini. Kami bersahabat dengan 7 orang, disitu kami memiliki segalanya. Kami menghabiskan masa SMA kami dengan kebahagiaan. Saya tidak tau harus menceritakannya dari mana. Yang jalas saat itu kami sanangat bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar