Jumat, 23 Desember 2016
Selasa, 20 Desember 2016
Senin, 19 Desember 2016
AKU
Nama saya Azahra
Apriana , saya anak pertama dari dua bersaudara. saya orang yang sangat sulit
untuk mengtakan kepada orang lain tentang kehidupan pribadi saya, saya hanya
terkadang hanya akan memberikan potongan-potongan kecil cerita tentang hidup
saya. Karna saya lebih suka mendengarkan orang bercerita kepada saya, dari pada
saya menceritakan tentang kehidupan saya. Karna saya tidak terlalu banyak
memiliki pengalam manis dan memang sebenarnya saya lebih suka memendam apa yang
saya rasakan dan hanya mampu menceritakannya kepada Allah dengan air mata. Pada
waktu saya TK, saya hanya mengingat sedikit dari sekian banyak kenangan waktu
TK. Saya ingat waktu itu saya anak yang nakal karna selalu melakukan apa yang
saya mau, walaupun itu dilarang orang tua saya. Sejak dari kecil saya berteman
dengan laki-laki. Mungkin karna keluarga saya lebih banyak anak laki-laki. Saat
saya kecil, saya sangat merasakan kebahagian hingga saya menginjak sekolah
dasar. Namun satu kesalahan terbesar saya, saya tidak terlalu ingat kapan
pastinya bahwa saat saya tumbuh besar tanpa seseorang yang paling saya sayangi.
Ayah, saya sudah kehilangan ayah saya sejak saya belum TK. Mungkin sekitar umur
3 tahun atau 4 tahunan. Saya hanya sadar bahwa saya sudah kehilangan satu orang
berharga dalam hidup saya saat saya menginjak bangku SD saat kelas 5. Saya
tidak tau apakah sebelum itu saya sudah tahu bahwa ayah saya sudah meninggal
atau saya hanya menganggap ayah saya hanya pergi namun sampai saat ini belum
pernah pulang kerumah. Karna sampai saat ini saya tidak pernah melihat
sekalipun pemakaman ayah saya. Ayah saya meninggal saat melakukan perjalanan
kedaerah jawa dengan kapal dan kata orang semua awak kapalnya meninggal.
Mayat-mayat yang mereka temukan langsung mereka kubur ditempat yaitu didaerah pantai
didekat laut jawa. Jadi apabila ada keluarga yang ingin mengenali
suaminya, hanya lewat baju yang
digantung dengan sebuah ranting diatas kuburnya. Sesaat mendengar hal itu, ibu saya langsung
memutuskan untuk pergi ketempat itu. namun, keluarga melarang ibu untuk pergi,
karna saat itu musim angin kencang dan semua kapal tidak ada yang berani
berlayar. Dan juga keluarga mengkhawatirkan adik saya yang masih berumur 4
bulan. Salah satu keluarga saya ada yang berangkat kesana, namun percuma. Karna
yang tahu semua baju yang ayah bawa hanya ibu saya. Jadi keluarga kami pun
tidak menemukan kepastian apakah ayah saya meninggal atau masih hidup. Sejak
saat itu saya tidak tau mana yang harus saya percaya. Apakah ayah saya sudah
meninggal, kalopun benar sampais aat ini dia tidak pernah pulang kerumah. Atau
ayah saya masih hidup tetapi dia belum bisa pulang karna suatu hal. Karna jujur
sampai saat ini saya belum pernah merasakan sakit ditinggal orang yang sangat
berharga dalam hidup saya. Oleh karna itu kadang say tidak percaya bahwa ayah
saya sudah meninggal.
Saat saya masuk SD saya memiliki 2 orang teman yang sangat
berbeda kehidupan dengan saya. Walaupun sejak kecil saya sudah tidak mendapat
kasih sayang dari ayah tetapi , saya
mendapatkan banyak perhatian dari keluarga saya yang membuat saya terkadang
manja. Berbeda dengan halnya kedua teman saya. Mereka harus bekerja setiap
pulang sekolah untuk mendapatkan uang
untuk jajan disekolah. Sedangkan saya tidak perlu melakukan hal itu,
karna sudah pasti saya setiap hari akan mendapatkan uang jajan dan itu cukup
untuk saya jajan dan sisanya saya tabung. Jadi setiap teman-teman saya pergi
bekerja. Maka saya pun akan ikut dengan mereka tanpa sepengetahuan ibu saya.
Disitu saya diajak memungut plastik
bekas entah itu minuman atau tempat apapun yang sudah dibuang orang.
Namun ibu saya melarang saya mengikuti mereka karna takutnya nanti saya dituduh
orang melakukan hal yang macam-macam. Sejak saat itu teman-teman saya sudah
mulai berubah dan tidak terlalu akrab lagi dengan saya. Saya berusaha unutuk
mengerti mereka dan tetap berkumpul dengan mereka. Namun pertemanan kami tidak
sama lagi. Mungkin karna mereka sudah berteman dengan anak-anak yang setiap
harinya dengan mereka. Sejak saat itu saya lebih banyak menghabiskan waktu
dirumah dan hanya bermain dengan keluarga laki-laki saya dan kadang berteman
dengan anak-anak yang lain. Setelah itu tidak ada yang spesial saat saya SD.
Begitupun dengan saat saya SMP. Tidak ada yang terlalu
spesial saat saya SMP. Saya seperti anak-anak yang lain. Sekolah, belajar dan
bermain. Namun saat saya pulang kerumah saya labih banyak menghabiskan waktun
dirumah dan tidak terlalu sering bermain diluar rumah.
Saat saya SMA, saya mendapatkan banyak teman. Namun hanya
dua orang yang benar-banar saya anggap sahabat, setiap pulang sekolah kami
selalu pulang bareng walaupun arah rumah kami berbeda. Setiap sore kami juga
selalu berkumpul entah itu cuman duduk-duduk, main sepeda atau belajar bersama.
Saya tau, saat kita memiliki satu geng dengan anggota 3 orang. Maka disitu akan
terjadinya perbedaan berikap antara satu dengan yang lain. Akan ada duang orang
yang lebih akrab satu sama yang lain dan satu orang lagi hanya jadi pelengkap
mereka. Ya itu saya, saya hanya jadi seorang pelengkap untuk mereka. Saya tidak
terlalu tau dengan kehidupan mereka. Yang saya tahu tentang persahabatan kami.
Hanya sebatas itu. Saya tidak tau kenapa. Mungkin karna juga tidak terlalu
menceritakan masalah keluarga saya. Namun saat saya naik kelas 2 SMA, saya
berpisah dengan teman-teman saya dan mendapatkan teman baru. Sejak memasuki
kelas 2 kami sudah mulai berteman hingga saat ini. Kami bersahabat dengan 7
orang, disitu kami memiliki segalanya. Kami menghabiskan masa SMA kami dengan
kebahagiaan. Saya tidak tau harus menceritakannya dari mana. Yang jalas saat
itu kami sanangat bahagia.
Langganan:
Postingan (Atom)